Kanker dan kematian (2005–2007)
Makam Chrisye di TPU Jeruk Purut
Kesehatan Chrisye membaik pada tahun 2006[85] dan dia merasa cukup kuat untuk mengikuti wawancara panjang dengan Alberthiene Endah pada bulan Mei dan November 2006 saat Alberthiene menulis biografinya.[86] Dia juga menghasilkan dua album kompilasi, Chrisye by Request dan Chrisye Duets; namun, dia merasa kurang sehat untuk menghasilkan lagu baru.[87] Akan tetapi, pada awal Februari 2007 kondisi fisiknya kembali memburuk.[85]
Pada 30 Maret 2007, Chrisye meninggal pada pukul 4:08 WIB di rumahnya di Cipete, Jakarta Selatan. Dia dikebumikan di TPU Jeruk Purut hari itu juga.[88] Ratusan orang menghadiri pemakamannya itu, termasuk Erwin Gutawa, Titiek Puspa, Ahmad Albar, Sophia Latjuba, dan Ikang Fawzi.[89] Pemakaman ini dinodai aksi beberapa pencopet, salah satunya ditangkap tapi lalu dibebaskan.[90]
Seratus hari setelah meninggalnya Chrisye, Musica mengeluarkan dua album kompilasi. Album ini, dengan judul Chrisye in Memoriam – Greatest Hits dan Chrisye in Memoriam – Everlasting Hits, termasuk empat belas lagu per kuping dari sepanjang kariernya bersama Musica.[91] Pada tanggal 1 Agustus 2008, singel Chrisye terakhir, "Lirih", yang ditulis oleh Aryono Huboyo Djati, diluncurkan. Lagu tersebut mula-mula dirahasiakan, dan tanggal perekamannya tidak diketahui.[92] Menurut Djati, lagu itu direkam sebagia hiburan. Sebuah video klip yang disutradarai Vicky Sianipar dan termasuk Ariel Peterpan, Giring Ganesha dari Nidji, dan janda Chrisye lalu dirilis.[93]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar